CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 09 Juli 2013

Lost...

“Melamun!” Celetukan kecil yang mengalihkan perhatian. Gadis dengan rambut hitam panjang, menoleh, tertawa kecil dengan gadis lain yang memecahkan lamunannya. Jam istirahat sekolah yang bebas, mereka kembali mengamati teman-teman yang sedang di kelas. Rutinitas biasa jika mereka sedang bersama. Terdengar beberapa canda dari teman lain, terutama laki-laki yang sedang memainkan ponsel, tapi sesekali menimpali candaan dari teman yang lain. “Lagi-lagi dia diam.” Si gadis rambut panjang menoleh ke arah tatapan teman observer-nya. Seorang laki-laki menunduk
memandang ponsel yang dia pegang, seakan tenggelam di dalam permainan yang sedang ia mainkan. Mungkin itu menurut teman-teman yang lain. Tapi tidak dengan dua gadis yang sedang memperhatikannya. Laki-laki itu tak akan menjadi pusat perhatian dua gadis ini jika di sampingnya tak ada seorang gadis yang sedang bersenda gurau dengan temannya. Seakan menghilangkan fakta bahwa ada orang lain di sampingnya. Laki-laki itu hanya diam, tapi berbeda dengan diam sebelumnya. Ketika tak ada gadis itu di sampingnya. Dia tak lagi menimpali candaan teman-temannya. Tak lagi turut tenggelam dalam tawa yang dilantunkan teman-temannya. Laki-laki itu menoleh, menatap dua gadis yang sedang memperhatikannya, kini tersenyum jahil menatapnya yang sedang tersenyum canggung. “Apa?” kata laki-laki itu kemudian melangkah ke meja guru dan merebahkan kepalanya di sana. Gadis dengan rambut sebahu mengalihkan perhatiannya, menggulirkan bola matanya memandang seisi kelas. Dan tak melewatkan satu pemandangan yang membuatnya terburu mengalihkan pandangan. Ia tak lagi memandang seisi kelas, matanya menatap lantai putih di depannya. Bola matanya ia gerakkan agar tak terlihat melamun. Tetapi berbagai pikiran melilit kepalanya. Sudah lewat satu bulan setelah kejadian yang mengalihkan pandangan gadis berambut panjang itu tentang seseorang yang tanpa sadar ia anggap penting. Ia mengerti bagaimana orang itu, tapi ia tak mengerti perubahan pola pikirnya. Orang asing. Gadis itu merasa tak mengenalinya sama sekali, terutama ketika orang itu sedang bersama orang lain, yang dulu pernah menempatkannya dalam wadah yang berbeda. Gadis berambut panjang itu tak bisa memilah pikirannya, semuanya bergaung menjadi satu, memberikan berbagai spekulasi dengan inti yang sama. Membuatnya mulai berpikir bahwa mungkin ia akan kehilangan seseorang yang ia sayangi. Lagi. “Melamun lagi!” gadis rambut panjang itu hanya tersenyum. “Aku tahu bagaimana rasanya ketika kita terdiam, tak bisa melakukan apapun di samping seseorang yang kita anggap penting. Kalau suatu saat nanti dia benar-benar menjauh, menghilang, dan tak lagi menjadi sosok yang sama seperti yang kupikirkan sekarang. Aku siap. Aku masih memiliki teman, yang benar-benar ada, yang disebut sahabat. Meskipun dia dapat dihitung dengan jari.”

0 komentar:

Posting Komentar